Kapan Anak Harus Dilakukan Pemeriksaan Kadar zat Besi ?

Spread the love

Kapan Anak Harus Dilakukan Pemeriksaan Kadar zat Besi ?


Prevalens anemia defisiensi besi (ADB) pada anak balita di Indonesia sekitar 40-45%.7 Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan prevalens ADB pada bayi 0-6 bulan, bayi 6-12 bulan, dan anak balita berturut-turut sebesar 61,3%, 64,8% dan 48,1%.8 Penelitian kohort terhadap 211 bayi berusia 0 bulan selama 6 bulan dan 12 bulan didapatkan insidens ADB sebesar 40,8% dan 47,4%.9 Pada usia balita, prevalens tertinggi DB umumnya terjadi pada tahun kedua kehidupan akibat rendahnya asupan besi melalui diet dan pertumbuhan yang cepat pada tahun pertama.

Angka kejadian DB lebih tinggi pada usia bayi, terutama pada bayi prematur (sekitar 25-85%) dan bayi yang mengonsumsi ASI secara eksklusif tanpa suplementasi.11 Rekomendasi terbaru menyatakan suplementasi besi sebaiknya diberikan mulai usia 4-8 minggu dan dilanjutkan sampai usia 12-15 bulan, dengan dosis tunggal 2-4 mg/kg/hari tanpa melihat usia gestasi dan berat lahir.Remaja perempuan perlu mendapat perhatian khusus karena mengalami menstruasi dan merupakan calon ibu. Ibu hamil dengan anemia mempunyai risiko 3 kali lipat melahirkan bayi anemia, 2 kali lipat melahirkan bayi prematur, dan 3 kali lipat melahirkan bayi berat lahir rendah sehingga suplementasi besi harus diberikan pada remaja perempuan sejak sebelum hamil.

Zat besi adalah nutrisi yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak Anda, tetapi beberapa anak tidak memiliki cukup zat besi. Cari tahu apa penyebab kekurangan zat besi pada anak, cara mengenalinya dan cara mencegahnya.

Mengapa zat besi penting untuk anak? Zat besi membantu memindahkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dan membantu otot menyimpan dan menggunakan oksigen. Jika makanan anak Anda kekurangan zat besi, ia mungkin mengalami kondisi yang disebut kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi pada anak-anak adalah masalah umum. Ini dapat terjadi pada banyak tingkatan, dari defisiensi ringan hingga anemia defisiensi besi – suatu kondisi di mana darah tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat. Kekurangan zat besi yang tidak diobati dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

BACA:   Apakah Retardasi Mental ? Inilah Gejalanya

Pemeriksaan kadar hemoglobin

  • The American Academy of Pediatrics (AAP) dan CDC di Amerika menganjurkan melakukan pemeriksaan hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Ht) setidaknya satu kali pada usia 9-12 bulan dan diulang 6 bulan kemudian pada usia 15-18 bulan atau pemeriksaan tambahan setiap 1 tahun sekali pada usia 2-5 tahun. Pemeriksaan tersebut dilakukan pada populasi dengan risiko tinggi seperti bayi dengan kondisi prematur, berat lahir rendah, riwayat mendapat perawatan lama di unit neonatologi, dan anak dengan riwayat perdarahan, infeksi kronis, etnik tertentu dengan prevalens anemia yang tinggi, mendapat asi ekslusif tanpa suplementasi, mendapat susu sapi segar pada usia dini, dan faktor risiko sosial lain.
  • Pada bayi prematur atau dengan berat lahir rendah yang tidak mendapat formula yang difortifikasi besi perlu dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan Hb sebelum usia 6 bulan.
  • Pada anak usia sekolah (5-12 tahun) dan remaja lelaki, CDC hanya merekomendasikan pemeriksaan Hb dan Ht pada individu yang memiliki riwayat ADB.
  • Pada usia remaja, uji tapis dapat dilakukan satu kali antara usia 11-21 tahun. Uji tapis dapat diulang setiap 5-10 tahun, kecuali pada remaja perempuan yang telah menstruasi dan mempunyai risiko tinggi, uji tapis dapat diulang setahun sekali.

Berapa banyak zat besi yang dibutuhkan anak?
Bayi dilahirkan dengan zat besi yang tersimpan di dalam tubuhnya, tetapi zat besi tambahan dalam jumlah yang stabil diperlukan untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak yang cepat. Berikut panduan kebutuhan zat besi pada berbagai usia:

Usia Jumlah zat besi yang disarankan per hari
7 – 12 bulan 11 mg
1 – 3 tahun 7 mg
4 – 8 tahun 10 mg
9 – 13 tahun 8 mg
14 – 18 tahun perempuan 15 mg
14 – 18 tahun laki 11 mg
BACA:   Gejala dan Diagnosis Sindroma Guillain-Barre (GBS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *