
Sebuah penelitian meta analisis atau tinjauan literatur yang menganalisis 62 studi melihat bahwa kandungan isoflavon yang ada pada kedelai mampu membantu mengurangi gejala menopause pada wanita. Peneliti mengungkapkan di dalam kacang kedelai terdapat kandungan fitoestrogen yang menyerupai hormon estrogen. Pada wanita hormon estrogen adalah hormon seks dan saat menopause produksinya berkurang drastis sehingga menjadi penyebab berbagai gejala yang dikeluhkan. Ketika wanita mengonsumsi produk kedelai, hormon fitoestrogen masuk ke dalam tubuh dan bekerja layaknya hormon estrogen. Menurut studi yang telah dipublikasi di jurnal JAMA, dengan fitoestrogen keluhan hot flash dan vagina kering pada sekitar 6.600 wanita setelah menstruasi. Tetapi untuk wanita yang berisiko kanker payudara, konsumsi suplemen kedelai ini mungkin tak disarankan. Khawatirnya risiko akan semakin bertambah karena kanker diduga muncul berkaitan dengan produksi estrogen.
Studi yang ditinjau dilakukan dalam waktu singkat (12-16 minggu) sehingga peneliti tak bisa menentukan efektivitas atau risiko dari penggunaan terapi ini pada jangka panjang. Bila memang ingin mencoba mengambil terapi dengan suplemen kedelai, dr Muka menyarankan agar berkonsultasi dulu pada dokter. “Hasil yang kami peroleh hanya menunjukkan secara sederhana bahwa terapi berbasis tumbuhan seperti dengan kedelai atau semanggi merah dapat bermanfaat untuk mengurangi gejala menopause. Tapi sebagian bentuk terapi lainnya mungkin tidak,” kata dr Muka, Rabu (22/6/2016).
Aumber : reuters

